Saudara Tua Asean
Kantor Sekretariat ASEAN di jalan Sisingamangaraja, Jakarta, setidaknya, adalah monumen perjalanan perhimpunan Negara-negara Asia Tenggara (ASEAN) yang kini ditransformasi menjadi Masyarakat ASEAN dengan sejumlah pilarnya.
Dalam sebuah kesempatan Pak Harto mengungkapkan, “Bagi Indonesia, kerjasama regional bukanlah sebuah keinginan tetapi keharusan karena hanya dengan kerjasama yang erat dalam mencapai kemajuan ekonomi, kami akan dapat mewujudkan keamanan yang memang diperlukan oleh bangsa-bangsa di Asia Tenggara.”
Dalam deklarasi Bangkok sebagai landasan berdirinya ASEAN disebutkan maksud dan tujuannya adalah mempercepat pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial dan pengembangan kebudayaan, meningkatkan perdamaian dan stabilitas regional serta meningkatkan kerjasama di bidang ekonomi, sosial, kebudayaan, teknik, ilmu pengetahuan dan administrasi. Peran kunci yang sudah dimainkan Indonesia. Dibawah pimpinan Pak Harto di tingkat Asean menjadi kata kunci dalam setiap platform regional Asean ditengah derasnya arus globalisasi. What is Asean without Indonesia?
Hanya untuk mencatat sebuah hal kecil. HS Dillion ahli ekonomi pertanian berdarah India berkisah jaman Orde Baru ada yang namanya Asean Food Reserve yakni kelebihan pangan yang disimpan di masies masing Negara Asean dan hanya dipakai kalau salah satu anggotanya dilanda krisis pangan yang parah.”
Dan ketika sebagian orang dengan sekuat tenaga berusaha mengarahkan mata semua orang untuk hanya melihat kepada dosa-dosa masa lalu Pak Harto, orang paling berpengaruh di Singapura almarhum Lee Kuan Yeuw menulis dalam Pak Harto The Untold Stories, Soeharo menciptakan suatu era stabilitas di Indonesia. Hal ini membangkitkan keyakinan internasional terhadap wilayah kita dan membuatnya menjadi atraktif untuk investasi serta mendorong kegiatan ekonomi.”
Tak urung mantan Perdana Menteri Malaysia Tun Mahathir Bin Muhammad mencatat “Tidak bisa membandingkan Indonesia dan Malaysia. Indonesia lalah negara yang luas, banyak pulau, jumlah penduduk vang besar dengan suku-suku yang dimiliki. Malaysia adalah Negara kecil sehingga lebih mudah kami mengurus sesuatu. Pak Harto lebih besar dibandingkan kejayaan di Malaysia”.

Lepas dari itu semua, Pak Harto nampaknya menyadari tidak semua yang sudah diperbuatnya akan menyenangkan semua orang. Kepada Dr. Sukardi Rinakit yang mewawancarainya untuk tesis doktornya ia berpesan,
“Satu saat kamu akan menyadari bahwa tidak gampang memimpin Negara sebesar Indonesia Pemimpin itu harus membuat keputusan yang mungkin tidak menyenangkan bagi sebahagian orang. Tetapi jika itu untuk kebaikan banyak orang, maka keputusan itu harus diambil”.
Harry S. Truman, Presiden Amerika yang ke 35 memutuskan untuk menjatuhkan bom nuklir diatas Hiroshima dan Nagasaki, Jepang yang Dalam sekejap melenyapkan nyawa jutaan orang, tetapi dengan itu mengakhiri Perang Dunia Kedua
Albert Rebong








