Ketika Energi Tak Lagi Sekadar Listrik, tetapi Juga Ilmu Pengetahuan dan Harapan Masa Depan
Di tengah kepulan debu proyek tambang dan suara denting logam dari pembangunan PLTU Mine Mouth Sumsel-8, sebuah cerita lain tumbuh pelan namun bermakna. Cerita tentang bagaimana sebuah pembangkit listrik tak hanya membagi daya ke jaringan nasional, tetapi juga menyulut daya pikir anak-anak muda di Desa Tanjung Lalang dan sekitarnya.
Adalah Gusti Prasetyo Rendy Anggara, Site General Manager PT Huadian Bukit Asam Power (HBAP), yang melihat tantangan dari sudut pandang yang lebih luas. Ketika perusahaan hasil kolaborasi PT Bukit Asam Tbk dan China Huadian Hongkong Company Ltd. itu memasuki tahap pembangunan, Rendy tak hanya memikirkan logistik dan teknis. Ia memikirkan satu hal mendasar: Siapa yang akan menjalankan pembangkit ini kelak, dan apakah masyarakat sekitar akan menjadi bagian darinya?

Dalam banyak proyek infrastruktur skala besar, masyarakat sekitar kerap menjadi penonton, atau sekadar buruh harian dengan akses terbatas terhadap jenjang profesional. Tapi HBAP memilih jalur berbeda. Melalui HBAP Mengajar, sebuah program pendidikan berbasis tanggung jawab sosial, perusahaan memutuskan untuk terlibat langsung membekali generasi muda dengan pengetahuan dan keterampilan.
Program ini bukan formalitas CSR. Ini adalah komitmen jangka panjang yang didasari pada filosofi: give the rod, not the fish—beri alat, bukan hanya hasil. Dimulai pertengahan 2022, HBAP Mengajar menjelma menjadi ruang belajar kolaboratif antara para insinyur PLTU dan siswa SMA/SMK lokal. Di kelas-kelas sederhana, para profesional energi itu mengajar tentang sistem kelistrikan, operasi pembangkit, bahasa Inggris, hingga dasar-dasar bahasa Mandarin.

Tidak berhenti di aspek teknis, HBAP juga menyisipkan pelatihan karakter, kepemimpinan, dan motivasi untuk kuliah. Pelatihan keselamatan seperti edukasi kebakaran dan mitigasi gempa turut diberikan, menanamkan kesadaran safety sejak dini.
Hasilnya tak bisa dipandang sebelah mata. Para siswa bukan hanya lebih memahami dunia energi, tapi juga mulai membayangkan masa depan yang lebih besar dari batas desanya. Mereka tahu bahwa jalan menuju universitas, beasiswa, dan karier teknik bukan lagi mimpi jauh. Program ini bahkan memberi mereka kesempatan untuk suatu hari benar-benar menjadi bagian dari tenaga kerja PLTU Sumsel-8—dan banyak yang telah melangkah ke arah itu.







