Home / Footprints / Bang Ali

Bang Ali

Diantara mereka yang pernah memimpin Jakarta, Ali Sadikin diakui sebagai gubernur terbaik yang pernah memerintah ibu kota. la berhasil mengangkat Jakarta dari kondisi buruk dan menyedihkan menjadi kota metropolitan bertaraf internasional. Hampir di semua sektor: perumahan, angkutan, hubungan telepon hingga bisnis dan lapangan kerja. Bang Ali, begitu orang menyebutnya, bisa dibilang gubernur paling sukses dan paling besar jasanya dalam menjadikan Jakarta sebagai ibu kota negara yang modern.

Bang Ali dikenal memiliki kepribadian yang keras, tegas dalam bertindak namun simple dan straight to the point. Watak keras ini dengan sangat jelas diperlihatkan tidak hanya ketika ia masih menjalankan roda pemerintahan Jakarta. Ketika sudah tidak menjabat pun watak keras itu masih tetap dia pegang. Termasuk sikap kritisnya terhadap praktik kekuasaan Suharto yang otoriter dan korup, hingga dia mendapat perlakuan zalim dari rezim Orde Baru selama 13 tahun

Bang Ali juga dikenal suka mengeluarkan kebijakan yang kontroversial. Dengan wataknya yang keras, Bang Ali pun sengaja membiarkan kontroversi tersebut dan tetap berjalan dengan kebijakannya. Tidak semua kebijakannya sukses, me-ang. Namun amat banyak yang terbukti berhasil menopang kemajuan Jakarta. Dia berhasil membangun infrastruktur dan sarana pelayanan untuk masyarakat ibu kota. Mulai dari sarana untuk menjadikan Jakarta kota budaya, sarana hiburan dan rekreasi, jaringan jalan raya, sarana lalulintas dan transportasi, sarana kesehatan, hingga sarana olahraga

Gubernur Pilihan Bung Karno

Lahir di Sumedang, Jawa Barat, 7 Juli 1927, Ali kecil bercita-cita menja-di pelaut. la masuk ke Sekolah Tinggi Pelayaran di Semarang pada 1945. Saat perang kemerdekaan, ia masuk BKR-Laut, cikal bakal TNI-AL. Dia dikirim ke Tegal, Jawa Tengah untuk membentuk pangkalan AL.

Dia ikut dalam pertempuran melawan Agresi Belanda I dan II. Dia juga turut menumpas pemberontakan Permesta di Sulawesi Utara. Karirinya di Marinir dan dan Angkatan Laut dimulai sejak menjadi Wakil Panglima KKO-AL. (1950-1953). Danpusdiklat KKO-AL (1954-1959), lalu Deputi II Panglima Angkatan Laut (1959-1963). Pada 1963. Ali Sadikin diangkat menjadi Menteri Perhubungan Laut pada Kabinet Kerja IV. Lalu, pada 1964 menjadi Menko Kompartemen Maritim/Menteri Perhubungan Laut Kabinet Dwikora dan Kabinet Dwikora Yang Disempurnakan.

Dua tahun kemudian, tepatnya 28 April 1966, Ali Sadikin dilantik menjadi Gubernur Jakarta. Wataknya yang keras justru menjadi salah satu pertimbangan mengapa dia diangkat sebagai gubernur. Seperti disampaikan Presiden Soekarno pada pidato pelantikannya sebagai gu-bernur, karakter Ali Sadikin yang dikenal keras itu dianggap mampu mengarasi kesulitan yang akan dihadapi dalam memimpin warga Jakarta. Bermacam masalah Jakarta dikemukakan oleh Bung Karno ketika itu. Mulai dari perencanaan kota, tata lalu-lintas, hingga soal selokan dan sampah. “Nah, itu perlu dihadapi oleh orang yang sedikit keras, yang sedikit koppig (keras kepala),” kata Bung Karno.

Bang Ali memulai kepemimpinannya sebagai Gubernur Jakarta dengan mencari tahu apa sesungguhnya tugas orang nomor satu di Jakarta. Dari beberapa sesepuh dan staf senior, dia mendapat jawaban bahwa gubernur bertugas mengayomi rakyat. Itu artinya kita harus membimbing dan memberikan fasilitas kepada rakyat, sejak dia lahir sampai mati. Untuk itu, Bang Ali merasa harus mengetahui secara langsung kondisi kehidupan warga Jakarta.

Dia mendatangi pelosok-pelosok kampung (istilah sekarang: blusukan), melihat langsung kondisi gang dan lotong yang becek serta prasarana air bersih dan sanitasi yang sangat minim. la juga naik bus kota untuk merasakan langsung kondisi sarana angkutan umum waktu itu.

Dari kajian singkat berdasarkan kunjungan lapangan itu, Bang Ali dengan dibantu para ahli pun mulai menyusun dan melaksanakan program pembenahan Infrastruktur, mulaj dari perbaikan dan pelebaran jalan, pembangunan fasilitas mandi, cuci dan kakus (MCK) hingga pembangunan terminal dan halte bus.

Yang paling monumental dan manfaatnya masih dirasakan warga Jakarta hingga sekarang adalah proyek perbaikan kampung. Oleh Bang Ali proyek ini diberi nama Proyek Muhammad Husni Thamrin (MHT), nama yang diambil dari nama pahlawan nasional asal Jakarta yang mengupayakan perbaikan kualitas hidup penghuni kampung kumuh pada masa kolonial.

Proyek ini bertujuan membantu penghuni kampung kumuh dalam menciptakan lingkungan kehidupan yang sehat, mendorong pertumbuhan kegiatan sosial, ekonomi, dan spiritual, serta mewujudkan kesejahteraan semua warga kota.

Proyek MHT mencakup perbaikan jalan, pembuatan saluran pembuangan air, pembuatan jembatan, rehabilitasi rumah, perbaikan saluran penghubung, pembuatan atau perbaikan MCK, pembangunan sekolah serta puskesmas, dan penyediaan tempat sampah.

Pada awalnya, proyek perbaikan kampung MHT ini tidak mendapat dukungan dari pemerintah pusat. Seperti dikisahkan dalam biografinya, Bang Ali menemui Widjojo Nitisastro, pimpinan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) waktu itu, untuk menyampaikan rencana proyek tersebut. Ternyata, oleh Wjojo perbaikan kampung tidak dianggap prioritas. karena dinilai tidak akan mendatangkan uang dan secara ekonomi tidak bagus. Padahal, menurut Bang Ali, perbaikan kampung justru akan berefek luas mendorong kebersihan dan meningkatkan kualitas kesehatan warga, atau setidaknya tidak akan sekumuh seperti kondisi saat itu.

Meski agak kecut dengan sikap Wijojo yang menolak mendanai proyek perbaikan kampungnya, Ali Sadikin tidak putus asa. Dia mencari jalan lain untuk mewujudkan program itu. Pemerintah DKI pun mengusahakan dana sendiri. termasuk dana dari pajak perjudian dan hiburan yang kemudian menimbulkan kontroversi itu.

Proyek MHT terbilang sukses dan banyak diapresiasi media serta sejum-lah pihak, termasuk Perserikatan Bangsa-bangsa dan Bank Dunia. Bahkan di kemudian hari Bank Dunia mengucurkan kredit berjangka 15 tahun untuk membiayai proyek itu. Proyek MHT pun kemudian dijadikan contoh, tidak hanya di kota-kota lain di Indonesia, tetapi juga di Afrika dan Amerika Latin.

Halaman: 1 2 3

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *